BAB I
PENDAHULUAN
I.1
Latar Belakang
Rasa
bawah sadar atau yang sering kita sebut sebagai alam bawah sadar adalah bagian
dari pikiran kita yang memproses intuisi (pengetahuan tanpa belajar), gudang
kreativitas, serta mengetahui penyebab dan solusi bagi masalah pribadi kita.
Proses
mental bawah sadar sangat besar artinya dalam membangu melaksanakan tugas
sehari-hari. Banyak ide berasal dari mental bawah sadar, namun tidak semua
orang bisa memanfaatkannya. Bagaimana kita bisa menggali lebih banyak rasa
bawah sadar itu agar dapat memanfaatkannya semaksimal mungkin? Apa sajakah
produk proses mental bawah sadar itu?[1].
Dalam
sebuah karya berjudul Artistik Research Tools for Scientific Minds yang ditulis
oleh Prof. George W. Landd, mengemukakan suatu uraian dan pemikiran menarik
melalui proses mental bawah sadar berupa imajinasi dan intuisi akan sangat
membantu kemajuan usahanya[1][1].
I.2 Perumusan Masalah
1. Apakah
yang dimaksud dengan imajinasi? Dan apa peranannya terhadap suksesnya suatu
proses kewirausahaan bagi seseorang?
2. Apakah
yang dimaksud dengan intuisi?
I.3
Tujuan
1. Untuk
mengetahui tentang imajinasi dan peranannya terhadap suksesnya suatu proses
kewirausahaan bagi seseorang.
2. Untuk
mengetahui tentang intuisi
3. Untuk
memenuhi tugas UAS
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
II.1. Imajinasi
Imajinasi
adalah gambar angan, daya membayangkan atau khayalan. Imajinasi secara umum,
adalah kekuatan atau proses menghasilkan citra mental dan ide. Para ahli ilmu
jiwa mengemukakan banyak macam imajinasi. Lamunan dan impian adalah salah satu
bentuk imajinasi yang pasif. Imajinasi reproduksi ialah berupa kemampuan
membentuk kembali pengalaman masa lalu. Bentuk imajinasi dalam bidang sains
dikatakan sebagai produktif atau imajinasi yang kreatif. Hasil dari imajinasi
kreatif adalah penemuan baru. Penemuan baru ini bisa berbentuk benda, konsep,
idea atau model[2].
Imajinasi
yang kita kembangkan merupakan pemicu yang mendorong untuk bergerak melakukan
sesuatu. Kita akan punya kekuatan untuk mencapai imajinasi. Walau tidak
langsung dapat meraihnya, tetapi melalui usaha yang bertahap suatu saat
imajinasi, mimpi, dan fantasi akan menjadi kenyataan. Imajinasi itu adalah
pikiran, yang melahirkan energi, yang menggerakkan tangan, jari, kaki, mata,
dan anggota tubuh lainnya. Tandanya energi itu mulai bekerja ialah ketika kita
akan menyusun langkah dan rencana untuk mencapai fantasi. Kemudian bergeraklah
seluruh tubuh ini mengerjakan rencana-rencana itu. Jika kita bisa menggabungkan
imajinasi, harapan, rencana, peluang, dan kerja keras, imajinasi akan berubah
menjadi sukses yang paling indah dalam hidup. Dalam literature manajemen
imajinasi disebut sebagai visi[2].
Dalam
ajaran Islam, dijelaskan bahwa Allah mengikuti persangkaan hamba-Nya. Hal ini
menunjukkan bahwa Allah mengikuti apa yang seseorang pikirkan. Ketika seseorang
berimajinasi atau berpikir positif maka itu yang akan ia dapat[2]. Ada satu ayat dalam Al Qur’an yang sering menggugah
fikiran saya berkaitan dengan mimpi ini, yakni surat Ar Rahman ayat 33.
Yang artinya[3]:
يَا مَعْشَرَ الْجِنِّ
وَالْإِنْسِ إِنِ اسْتَطَعْتُمْ أَنْ تَنْفُذُوا مِنْ أَقْطَارِ السَّمَاوَاتِ
وَالْأَرْضِ
فَانْفُذُوا ۚ لَا تَنْفُذُونَ
إِلَّا بِسُلْطَانٍ [٥٥:٣٣]
Artinya:
“Wahai golongan jin dan manusia! Jika kamu sanggup menembus
(melintasi) penjuru langit dan bumi, maka tembuslah. Kamu tidak akan
mampu menembusnya kecuali dengan kekuatan (dari Allah)”.[2]
Saya kira dengan ayat ini Allah menyuruh kita berfikir
tentang hal-hal yang (kelihatannya) mustahil dicapai, pada saat diturunkannya
ayat itu. Dan sekarang terbukti, manusia mampu menembus batas-batas langit
yang sebelumnya tak mampu ditembus. Mampu mencapai bulan, Mars,
mengorbitkan satelit, dll.
Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam hadits Qudsi
yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari[4]:
Artinya: “Allah
swt. Berfirman: “Aku menurut persangkaan hamba-Ku dan Aku besertanya di mana
saja dia menyebut (mengingat) Aku.”[3]
II.2. Intuisi
Intuisi
adalah istilah untuk kemampuan memahami sesuatu tanpa melalui penalaran
rasional dan intelektualitas. Intuisi juga merupakan bentuk perkiraan yang
samar-samar, sering setengah disadari, tanpa diiringi proses berpikir yang
cermat sebelumnya, namun kemudian dapat menuntun pada satu keyakinan, yaitu
secara tiba-tiba dan pasti memunculkan satu keyakinan yang tepat[2].
Dalam
pengertian lain intuisi adalah pandangan batiniah yang serta merta tembus
mengenai suatu peristiwa atau kebenaran, tanpa perurutan pikiran, seperti
ilham. Ilham adalah penyampaian suatu makna, pikiran atau hakikat di dalam jiwa
atau hati secara melimpah. Maksudnya Allah SWT menciptakan padanya ilmu dharuri
yang ia tidak dapat menolaknya, yaitu bukan dengan cara dipelajari akan tetapi
dilimpahkan ke dalam jiwanya bukan karena kemauannya[5].
Allah berfirman di dalam Al-Qur’an QS. Asy-Syams: 7-8[3]:
وَنَفْسٍ
وَمَا سَوَّاهَا [٩١:٧]
فَأَلْهَمَهَا
فُجُورَهَا وَتَقْوَاهَا [٩١:٨]
Artinya: “Dan demi jiwa serta
penyempurnaannya, lalu IA meng-ILHAM-kan kepadanya jalan keburukan dan
ketaqwaannya.”[4]
Seorang mu’min (manusia yang mukallaf) akan diberikan
ilham sesuai taraf keimanannya kepada Allah SWT, seperti disebutkan dalam alqur’an
surat Al-Qashshash, 28/7[3]:
وَأَوْحَيْنَا
إِلَىٰ أُمِّ مُوسَىٰ أَنْ أَرْضِعِيهِ ۖ
فَإِذَا خِفْتِ عَلَيْهِ فَأَلْقِيهِ فِي الْيَمِّ وَلَا تَخَافِي
وَلَا
تَحْزَنِي ۖ
إِنَّا رَادُّوهُ إِلَيْكِ وَجَاعِلُوهُ مِنَ الْمُرْسَلِينَ [٢٨:٧]
Artinya: “Dan kami ilhamkan kepada ibu Musa: Susuilah dia, dan apabila kamu khawatir terhadapnya, maka jatuhkanlah dia ke sungai (Nil), dan janganlah kamu khawatir dan janganlah (pula) bersedih hati, Karena Sesungguhnya kami akan mengembalikannya kepadamu, dan menjadikannya (salah seorang) dari para rasul.”[5]
Dalam
istilah filosofi, intuisi didefinisikan sebagai pengetahuan mendadak tanpa
sadar. Seseorang tidak sadar memikirkan suatu objek, tiba-tiba datang suatu
ide. Ini adalah contoh intuisi, tetapi yang datang tiba-tiba bila masalahnya
telah disadari, itu juga merupakan intuisi. Intuisi adalah pengetahuan yang
bergerak antara rasional dan literal. Untuk memahaminya, tidak cukup hanya
menggunakan kategori akal logika saja.
Dalam
kehidupan sehari-hari, istilah batin, firasat atau intuisi, tentu sudah tidak
asing lagi bagi kita. Istilah tersebut diterjemahkan dalam berbagai makna. Tapi
yang pasti, intuisi adalah keadaan dimana seseorang merasakan akan terjadinya
suatu peristiwa sebelum peristiwa itu benar-benar terjadi, entah itu peristiwa
baik ataupun buruk.
Dalam
perspektif Islam, intuisi dapat dinilai sebagai bagian lanjut dari pemikiran
dan sikap mental maju yang telah dimiliki seorang muslim. Seorang muslim memang
dituntut untuk mengaplikasikam pemahaman Islam dalam menjalankan kegiatan
hidupnya. Proses aplikasi ini dapat dilakukan diantaranya dengan cara
menumbuhkan kesadaran dan melatih kepekaan perasaan[4].
Albert
Einstein berkata bahwa[4]: “Intelektual
mempunyai peranan yang kecil dalam sebuah penemuan. Bila datang sebuah lompatan
dalam kesadaran, sebut itu sebagai intuisi atau apa saja sesuai dengan
keinginanmu, solusi akan datang kepadamu dan kamu tidak tahu bagaimana atau
mengapa.” [6]
Ungkapan
Einstein yang mengatakan bahwa intusi adalah solusi dari sebuah penemuan adalah
sangat tepat. Karena ia adalah sumber visi dan gagasan yang mempunyai kuasa
untuk mencerahkan kesadaran dan menaikkan getaran atas segala sesuatu yang
berada di sekitar kita. Ia sanggup memberikan jawaban atas apapun pertanyaan
yang ada pada diri kita[4].
II.3. Strategi Mengejar
Imajinasi
Semua
orang menerima anugerah yang namanya imajinasi itu pada tingkatan yang
berbeda-beda. Memang, tidak semua orang mampu menggunakan imajinasi mereka
untuk membuat karya seni yang luar biasa atau menciptakan penemuan ilmiah. Akan
tetapi, kita semua jelas sekali mampu meningkatkan imajinasi yang kita miliki
hingga pada tingkatan yang memungkinkan kita meraih sebentuk kesuksesan bagi
diri kita masing-masing[2].
Strategi
untuk mengejar konsep Hammel dan Prahalad yaitu strategi mengejar imajinasi
(visi) disebutnya sebagai Strategic
Intent. Penyusunan startegi ini dikembangkan secara bertahap serta
konsisten. Dalam strategi mengejar imajinasi ini, masa depan bukan hanya
dibayangkan, tetapi harus dibangun. Maka dibutuhkan arsitek yang menciptakan
hal-hal yang belum tercipta. Gabungan antara pemimpin dan pelaksana. Dalam
pelaksanaan strategi berdasarkan imajinasi ini membutuhkan Strategic
Architecture yang merupakan gabungan antara pengetahuan masa depan (information
architecture), perilaku, nilai, struktur (social architecture), dan financial architecture.
Strategic Architecture sebagai cetak biru tingkat tinggi untuk penyebaran dari
fungsionalitas baru, akui sisi dari kompetensi baru, atau migrasi dari
kompetensi yang ada dan menyusun kembali perantara dengan pelanggan[2].
II.4. Strategi Meningkatkan
Intuisi
Intuisi
adalah jelas, bersinar, langsung mengetahui. Rasa ini adalah independen dari
mental kesadaran akan sumber pengetahuan. Kita mungkin merasa tiba-tiba ada
yang mendorong untuk melakukan atau memperlambat perjalanan, tanpa sadar alasan
tertentu untuk mencapai keputusan. Pengetahuan yang tiba-tiba dan hanya hadir
dalam pikiran kita. Ketika seseorang ingin mengasah ketajaman intuisi, ia
seharusnya telah menyimak semua pengetahuan tentang cara menjadi sukses.
Pribadi yang sibuk dengan rutinitas yang sama setiap hari sulit menemukan
intuisi dalam dirinya, sebab dia tidak mengenal intuisi selain bekerja
mengikuti prosedur. Manusia cerdas akan melatih intuisinya untuk memahami
kehidupan hari ini buat hari esok, bukan sekedar sibuk dalam rutinitas yang
hanya mengikuti jalan yang sudah sering dilalui orang lain. Intuisi yang
terlatih dengan sempurna akan menghasilkan gagasan – gagasan berkualitas
tinggi, untuk menciptakan karya masa depan yang luar biasa[4].
Setiap orang memiliki pengalaman
intuisi yang unik. Hal ini sangat menyentuh semua lapisan yang menjadi: rohani,
emosi, mental dan fisik. Sebagian besar anak-anak dan remaja memiliki alam yang
sangat tinggi dari intuisi. Setelah mereka dewasa, pikiran mereka menjadi lebih
analitis. Meskipun perkembangannya berbeda satu sama lain. Setiap individu
dalam seni kreatif, memilki imajinasi yang sangat mengekang, dan operasi dari
intuisi sangat kuat. Intuisi dapat ditingkatkan setelah kita mengenali diri
kita sendiri dan berusaha untuk memperbaiki apabila ada yang salah yang bisa
menjadi penghalang dalam mencapai suatu mimpi.
Adapun cara untuk mempertajam
intuisi dalam diri kita adalah[1]:
a. Pergunakanlah
empati alami kita sesering mungkin
Bayangkan
diri anda berada dalam posisi orang lain. Atau dengarkanlah
pengalaman-pengalaman orang lain dan rasakan bagaimana mereka merasakannya pada
saat itu. Lebih baik lagi jika anda menerima keluhan-keluhan dan memberikan
pertolongan dengan memberikan solusi-solusi bukan hanya memonitor dan
membanding-bandingkan. Semakin dalam perasaan anda terlibat, maka semakin
memperkuat intuisi anda. Dengan kata lain semua pengalaman buruk orang lain
bisa memperkuat intuisi anda tanpa anda haur mengalaminya sendiri.
b. Biarkan
diri anda merasa takut dan mengalirlah melewatinya.
Ketakutan
menghalangi intuisi, namun ketika dihalangi intuisi akan menjadi lebih kuat
dengan mengadakan balasan. Mekanisme ini mirip dengan kekebalan tubuh kita
(imun) ketika disuntikkan vaksin (virus yang dilemahkan). Oleh sebab itu,
biarkan diri anda untuk merasa takut, jangan menahan bagian manapun dari rasa
takut. Jangan mengubur perasaan takut itu dalam-dalam. Tapi fokuskan secara
langsung bahwa kita berada diatasnya dan mengendalikan rasa takut hingga
berakhir. Setelah itu anda akan menjadi lebih kuat dengan lebih banyak
kejelasan. Membiarkan diri anda untuk merasakan ketakutan akan memperkuat
intuisi karena hal itu berarti mengajar diri anda untuk mendengarkan suara dari
lubuk hati dan menerima rasa takut apa adanya, alih-alih bertempur melawannya.
c. Berhubunganlah
dengan orang lain secara emosional
Ketika
anda terlibat dengan orang lain, seperti bertatap muka, berbicara ditelepon,
atau online, cobalah untuk membaca emosi mereka. Beri nama emosi-emosi mereka. Semakin
banyak anda berhubungan dengan emosi orang lain, semakin semakin dalam
pemahaman anda akan situasi-situasi sosial dan semakin baik intuisi anda akan
berfungsi.
d. Hentikan
penilaian-penilaian pribadi (judgements)
Ketika
anda menghakimi seseorang atau sesuatu termasuk diri anda sendiri itu bukan intuisi,
tapi energi negatif yang menghalangi intuisi. Ketika anda mendengar suara
kritik di dalam benak anda yang berkata, “dia bodoh”, “dia jahat”, dan lain
sebagainya berhentilah berkata seperti itu dan berpikirlah; kenapa aku berkata
seperti itu? Ketika anda mendengar hati berkata menghakimi, suruh dia diam
bukan dengan membenamkannya agar tidak berfungsi, karerna dia akan mencari
jalan keluar selain itu tetapi dengan memaksa suatu pertanyaan positif ke dalam
kesadaran anda. Begitu anda memulai menanyakan pertanyaan positif maka pikiran
alam bawah sadar anda akan mulai menanganinya dengan memberikan solusi-solusi
dalam wujud intuisi.
e. Temukan
keheningan
Cara
terbaik adalah meditasi. Jadwalkan sedikitnya 30 menit dalam sehari untuk
menghabiskan waktu sendirian dengan pikiran anda – merenung dan tafakur. Ambil
kesempatan untuk duduk sendirian bersama pemikiran-pemikiran anda, perasaan dan
penggambaran-penggambaran. Kita sudah
menghabiskan sebagian besar hidup dengan hampir-hampir tidah mengacuhkan
apa yang terjadi di dalam diri kita. Dengan mengambil waktu untuk mendengarkan
dunia anda yang terdalam, anda akan menemukan betapa ajaib dan mengagumkan diri
anda.
f. Ajukan
pertanyaan sebanyak-banyaknya
Ini
adalah yang disebut dengan pembangunan tubuh dari intuisi. Tanya jawab adalah
cara terbaik untuk menciptakan intuisi-intuisi yang lebih kuat. Intuisi-intuisi
kreatif yang paling kuat akan datang kepada anda setelah sesi-sesi tanya-jawab
yang lama. Kebanyakan kekuatan bukan datang dari jawaban-jawaban tapi dari pertanyaan-pertanyaannya
membawa anda kepada alur-alur yang belum dipertimbangkan, mendatangkan
pertanyaan-pertanyaan baru dan akan mendadatangkan lebih banyak lagi jawaban.
II.5. Kondisi-kondisi yang
mendorong proses bawah sadar[1].
Prof.
George W. Ladd menguraikan faktor-faktor atau kondisi yang mendorong bekerjanya
proses bawah sadar menjadi sangat produktif[7].
Kondisi-kondisi tersebut adalah:
a. Doubt
Jika
anda ragu dengan suatu pikiran, atau pemecahan masalah dengan cara
konvensional, maka rasa bwah sadar anda akan membantu menciptakan ide
pemecahannya.
b. Sikap
berani
Anda
tidak akan berani mencoba jika takut berbuat salah. Keingin tahuan yang lebih
besar atau minat atau tantangan yang penuh resiko membuat kita lebih
berhati-hati membuat persiapan dan berusaha. Cara untuk mempercepat
keberhasilan adalah dengan melipatgandakan kegagalan anda. Mereka yang akrab
dengan kegagalan untuk meraih kreativitas, sungguh telah mendapatkan keuntungan
(Carol Kensey Goman).
c. Pengalaman,
momories dan interest
Bermacam-macam
pengalaman, memories dan interest yang dimiliki akan sangat membantu
memanfaatkan rasa bwah sadar anda. Dengan pemikiran anda akan dapat membuat
jalinan hubungan benda atau masalah yang dihadapi. Seorang ahli jiwa bernama
Raaheim menyatakan: jika lebih banyak pengalaman, maka problem yang anda hadapi
akan lebih banyak, dan lebih banyak pula problem itu terpecahkan.
d. Persiapan
yang sempurna dan sungguh-sungguh
Jika
anda membuat persiapan secara sungguh-sungguh, merenungi masalahnya dengan
jelas, maka rasa bawah sadar anda akan membantu mengeluarkan ide-ide yang
bermanfaat.
e. Menyerah
sementara
Jika
kita tidak bisa menyelesaikan suatu masalah, adakalanya kita menyerah sementara
kemudian muncul ide baru setelah mendiamkannya sejenak.
f. Relaxation
(santai)
Banyak
ahli telah membuktikan pentingnya relaksasi untuk memulihkan ketajaman
kecerdasan emosi. Pelatihan relaksasi yang teratur dapat menyetel ulang
tombol-tombol pemicu dalam amigdala, sehingga pikiran tidak mudah terprovokasi
oleh tekanan[5].
Amigdala
adalah struktur yang memainkan peranan sangat penting dalam situasi darurat
emosi. Ia merupakan brain's emotional memory bank -tempat menyimpan semua
kenangan kejayaan ataupun kegagalan, harapan dan ketakutan, kejengkelan dan
frustrasi. Penyetelan ulang picu-picu syaraf memberi kita kemampuan memulihkan
diri lebih cepat, membuat kita lebih tahan terhadap situasi buruk sekalipun[5].
Edward
R. McCracken, mantan CEO Silicon Graphics, menekankan pentingnya relaksasi
untuk memulihkan kembali intuisi. Eksekutif yang 16 tahun bekerja di Hewlett
Packard dan pernah memimpin Dewan Penasihat Infrastruktur Informasi Nasional
pemerintahan Presiden Bill Clinton itu melukiskan bidang kerjanya sering
membuat dia dan rekan-rekannya tak punya waktu untuk berpikir[5].
g. Writing
J.
Z. Young menyatakan bahwa intuisinya banyak muncul apabila ia menulis. Pada
waktu ia mulai menulis dia hanya tahu kalimat pertama saja dan samar-samar
pikirannya, dan ia tidak tahu apa kalimat selanjutnya. Tapi bila ia mulai, maka
intuisinya muncul terus-menerus dan selesailah pekerjaan menulisnya.
h. Bertukar
pikiran
Bertukar
pikiran dengan teman atau rekan bisnis sangatlah membantu. Buah pikiran yang
tadinya kurang komplit menjadi mudah untuk diselesaikannya.
i.
Bebas dari kebingungan/kekacauan
Satu
hal yang mengganggu rasa bawah sadar ialah banyaknya gangguan. Jika anda banyak
gangguan, maka pemindahan dari rasa sadar akan diterima oleh rasa bawah sadar
sebagai random noise, yaitu suatu keributan saja dan ini tidak akan melahirkan
intuisi.
j.
Batas waktu
Beberapa
ilmuan merasa bekerja lebih baik bila waktu yang ditetapkannya hampir habis.
Dengan mendekatkannya batas waktu, maka mendorong bawah sadarnya lebih giat.
k. Tension
Prof.
Ladd menjelaskan bahwa keterlibatan kita yang sangat dalam pada suatu
perosalan, ditambah lagi dengan rasa keingintahuan yang sanagat besar akan
mendorong bawah sadar kita. Keadaan tenggelam dan keinginan memecahkan suatu
masalah akan mengundang konsentrasi semangat tinggi. Sumber keinginan
memecahkan suatu persoalan pertama-tama adalah curiosty, yang dikatakannya komponen estetik. Estetik tension akan
diciptakan melalui pola fakta yang tidak sempurna atau tidak terstruktur.
Keinginan lain untuk memecahkan persoalan ini adalah karena faktor ego kita.
Apabila kita dapat memecahkan suatu persoalan, maka kita akan memperoleh
perasaan mastery pada diri kita. Keinginan memecahkan masalah bisa pula timbul
dari perasaan frustasi, karena kita merasa belum dapat memberikan jawaban yang
memuaskan terhadap suatu pertanyaan. Kita merasa masih gagal, karena jawaban
kita belum lengkap.
Ketiga
faktor di atas, yaitu curiosty, ego dan frustasi akan membangkitkan tension
estetik dan ini akan mendorong munculnya intuisi.
BAB III
PENUTUP
III.1 KESIMPULAN
Seorang
wirausaha sangat penting untuk memiliki imajinasi dan intuisi, karena dasar
dari kesuksesan adalah imajinasi dan intuisi. Karena kreatifitas tidak bisa
dimiliki tanpa kita punya yang namanya imajinasi. Padahal imajinasi atau
kreatifitas akan membantu kita untuk memudahkan menyelesaikan masalah. Dan
orang yang banyak memecahkan masalahlah yang disebut orang sukses.
DAFTAR PUSTAKA
[1]
Harisman H. Kundang. 2010. Kewirausahaan
Pertanian. Bandung: UIN SGD Bandung.
[2]
http://yofisblog.blogspot.com/2010/11/bisnis-dan-kewirausahaan.html
(diakses pada tanggal 23 desember 2011.
20:02 WIB, tempat di aljawami)
[3]
Al-Qur’an dan terjemah
[4]
http://nurulzainab.blogspot.com/2010/10/imajinasi-dan-intuisi-dalam.html (diakses
pada tanggal 23 desember 2011. 19:15 WIB)
[5] http://forumwirausaha.blogspot.com/2009/01/kepemimpinan-berbasis-nilai.html
(diakses pada tanggal 24 desember 2011.
12:13 WIB)
[1] Harisman H.
Kundang. 2010. Kewirausahaan Pertanian.
Bandung: UIN SGD Bandung. Hal 31
[3] Hadits Qudsi
diriwayatkan oleh bukhari. Diambil dari sumber http://nurulzainab.blogspot.com/2010/10/imajinasi-dan-intuisi-dalam.html
[7]
Diambil
dari Harisman H. Kundang. 2010. Kewirausahaan
Pertanian. Bandung: UIN SGD Bandung.hal 33
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapuska, daftar pustaka dari pengertian imajinasi yg mana ya? saya sedang mencari buku mengenai imajinasi. terima kasih
BalasHapusWah mantab lengkap sekali penjelasannya
BalasHapusGame Android
Mantab dah
Informasi Terbaru
Sangat bermanfaat
Wah ini cocok buat ngerjain tugas
BalasHapusPengertian Imajinasi Menurut Para Ahli Dan Contohnya